Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

# Pendidikan

FALSE
FALSE
latest

Sidang Ke-2 Kasus Pembunuhan di Morgo, Ahli Katakan "Ada 7 Luka Robek di Tubuh Korban"

SUARA.NABIRE l Sidang kedua kasus pembunuhan di kampung Morgo Kota Lama, Nabire, dengan tersangka Romika Tawaru, kembali digelar dengan age...

SUARA.NABIRE l Sidang kedua kasus pembunuhan di kampung Morgo Kota Lama, Nabire, dengan tersangka Romika Tawaru, kembali digelar dengan agenda pemeriksaan Ahli, pada Selasa (16/02/21), Pukul 13.30 WIT. 

Persidangan kembali berlangsung pada salah satu ruangan di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas II B Nabire. Saksi ahli dalam perkara tersebut adalah dr. Sinaga, yang ketika sidang berlangsung tidak sempat hadir, sehingga keterangan ahli langsung dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU).

Dalam keterangan ahli, dijelaskan bahwa korban atas nama Rekamber Sroyer tiba di RSUD sudah dalam keadaan tidak bernyawa, dan terdapat 7 buah luka robek sekaligus di sekujur tubuhnya, diantaranya: 2 buah luka robek pada dahi, 1 luka robek pada mata kanan, 2 luka robek di bahu kanan, dan 1 buah luka robek pada lengan kanan, serta 1 luka robek di dada. 

Menurut pengamatan dan pemeriksaan terhadap korban, ahli mengatakan luka tersebut diakibatkan oleh kekerasan yang menggunakan benda tajam yang panjang, seperti obeng.

Sidang kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan terdakwa. Dalam pengakuannya di depan Majelis Hakim, terdakwa Romi mengakui semua perbuatannya dan meminta maaf  kepada seluruh keluarga korban atas tindakannya menghabisi nyawa korban.

Usai persidangan, Marion Mambraku (46 Tahun) yang adalah ibu kandung korban, kepada awak media ini mengatakan bahwa keterangan terdakwa saat persidangan bertolak belakang dengan ungkapan permohonan maaf yang diucapkan.

"Romi mengaku dan meminta maaf, tapi lain di bibir dan lain di hati. Kenapa saya bilang begitu? Dia minta maaf tapi keterangannya di depan Hakim dia ingin membenarkan perbuatannya," ujar Marion dengan nada penuh kekecewaan. 

Ditegaskan Marion, bahwa menurut pelaku Romi, sehabis menikam anaknya ia merasa bersalah dan langsung menyerahkan diri ke pihak berwajib. Padahal kenyataannya menurut Marion, pada saat beberapa keluarganya ke TKP mau menolong korban, justru Romi dan keluarganya melarang.

Marion Mambraku (kanan) dengan kakaknya (tengah) dan anaknya yang bungsu (kiri)

"Ingat, anak saya meninggal itu karena kehabisan darah. Kenapa kehabisan darah? Karena tidak segera dilarikan ke Rumah Sakit. Dan kenapa tidak dilarikan ke Rumah Sakit? Ya karena dilarang oleh pelaku dan beberapa keluarganya di TKP. Kenapa tra hadirkan itu keluarga pelaku yang halangi pada saat itu?, kata Marion

Dikatakan pula oleh Marion bahwa banyak fakta-fakta yang tidak dikembangkan dalam kasus pembunuhan anaknya. Semua agenda pemeriksaan seakan dipercepat, dan hanya mengikuti laporan dari kepolisian saja tanpa dikembangkan lagi.

"Saya heran, kasus ini seperti kasus pencurian ka? Padahal ini kan pembunuhan yang harus didalami. Tapi sepertinya dipercepat tanpa dikembangkan lagi? Minggu kemarin kan baru sidang pertama yaitu pemeriksaan saksi, tiba-tiba hari ini loncat ke keterangan ahli dan minggu depan langsung tuntutan? Ada apa ini? Anak saya ini di bunuh dengan kejam, kenapa tidak perdalam pemeriksaannya?," ungkap Marion dengan meneteskan air matanya.

Dengan sedih Marion juga mengatakan keganjilannya soal sidang pertama, dimana dirinya dipanggil sebagai saksi, yang menurutnya hal tersebut adalah sebuah kesalahan. 

"Saya ini seharusnya bukan saksi. Saya tidak ada waktu buah hatiku dibunuh dengan kejam oleh Romi. Saya ini ibu kandung dari korban. Kenapa saya harus dijadikan saksi mulai dari kepolisian hingga saat dilimpahkan ke pengadilan? Padahal saksi-saksi kunci saat kejadian kan ada. Kenapa bukan mereka yang dihadirkan?," ucap Marion sembari mengusap airmatanya yang terus mengalir.

Bahkan sampai sidang kedua, tutur Marion, pihak Polres Nabire tidak menepati janjinya untuk menfasilitasi pertemuan antara keluarga pelaku dan keluarga korban. "Polres Nabire kan pernah janji ke kami mau memfasilitasi pertemuan, tapi sampai saat ini tidak terjadi? Ada apa ka?," demikian tutup Marion (Red).

Tidak ada komentar