SUARA.NABIRE l "Lagi-lagi soal sampah, sampah, dan sampah", demikian dituturkan mama Lince (47 Tahun), salah satu penjual sayur d...
SUARA.NABIRE l "Lagi-lagi soal sampah, sampah, dan sampah", demikian dituturkan mama Lince (47 Tahun), salah satu penjual sayur di pasar Karang Tumaritis Nabire ketika ditemui awak media ini pada Sabtu (13/02/21).
"Semua orang yang datang beli saya punya sayur pasti akan bicara soal bau busuk yang berasal dari sampah di depan pasar," ujar Mama Lince
Dikatakannya bahwa gundukan sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya berjualan selalu menebarkan bau tak sedap, sehingga terkadang dirinya kehilangan pembeli karena bau tersebut
Apa yang diungkapkan Mama Lince senada pula dengan apa yang diungkapkan rekan penjual sayur lainnya, yaitu Mama Marta (50 Tahun). "Hari berganti hari, dan bulan juga berganti bulan, serta tahun terus berganti, sampah di Pasar Karang Tumaritis ini tra pernah selesai ditangani," tuturnya.
Mama Marta mengaku dirinya kuatir dengan bau busuk sampah yang memicu keengganan pembeli untuk berbelanja. Bagaimanapun juga bau sampah berpengaruh terhadap sayur-mayur yang dijualnya. Dia menjelaskan bahkan sayuran yang ia jual juga ikut berbau busuk karena sampah tersebut.
Dengan keadaan ini, Mama Marta dan beberapa teman penjual sayur lainnya, meminta agar Pemerintah Daerah Nabire segera membuat tempat sampah yang jauh dari pusat belanja. Sebab, dikuatirkan pembeli akan beralih ke Supermarket yang lebih nyaman dari pada Pasar Tradisional.
“Pasar itu tempat berbelanja toh, terutama makanan, jadi harusnya baunya harum dan segar, bukan bau busuk seperti begini, tolong pihak terkait perhatikan ini kah?” keluh Mama Marta.
Ditempat terpisah, Ensy (26 Tahun) seorang ibu Rumah Tangga yang merupakan langganan setia mama Marta, membenarkan apa yang dikeluhkan oleh Mama-Mama penjual sayur tersebut.
"Selain menebarkan bau busuk, tumpukan sampah itu juga menyebabkan tersendatnya lalu lintas di depan Pasar Karang. Karena sampah sudah memenuhi badan jalan di depan pasar, sehingga sulit dilewati kendaraan apa saja," beber Ensy
Galeri Foto:
"Semua orang yang datang beli saya punya sayur pasti akan bicara soal bau busuk yang berasal dari sampah di depan pasar," ujar Mama Lince
Dikatakannya bahwa gundukan sampah yang berada tidak jauh dari tempatnya berjualan selalu menebarkan bau tak sedap, sehingga terkadang dirinya kehilangan pembeli karena bau tersebut
Apa yang diungkapkan Mama Lince senada pula dengan apa yang diungkapkan rekan penjual sayur lainnya, yaitu Mama Marta (50 Tahun). "Hari berganti hari, dan bulan juga berganti bulan, serta tahun terus berganti, sampah di Pasar Karang Tumaritis ini tra pernah selesai ditangani," tuturnya.
Mama Marta mengaku dirinya kuatir dengan bau busuk sampah yang memicu keengganan pembeli untuk berbelanja. Bagaimanapun juga bau sampah berpengaruh terhadap sayur-mayur yang dijualnya. Dia menjelaskan bahkan sayuran yang ia jual juga ikut berbau busuk karena sampah tersebut.
Dengan keadaan ini, Mama Marta dan beberapa teman penjual sayur lainnya, meminta agar Pemerintah Daerah Nabire segera membuat tempat sampah yang jauh dari pusat belanja. Sebab, dikuatirkan pembeli akan beralih ke Supermarket yang lebih nyaman dari pada Pasar Tradisional.
“Pasar itu tempat berbelanja toh, terutama makanan, jadi harusnya baunya harum dan segar, bukan bau busuk seperti begini, tolong pihak terkait perhatikan ini kah?” keluh Mama Marta.
Ditempat terpisah, Ensy (26 Tahun) seorang ibu Rumah Tangga yang merupakan langganan setia mama Marta, membenarkan apa yang dikeluhkan oleh Mama-Mama penjual sayur tersebut.
"Selain menebarkan bau busuk, tumpukan sampah itu juga menyebabkan tersendatnya lalu lintas di depan Pasar Karang. Karena sampah sudah memenuhi badan jalan di depan pasar, sehingga sulit dilewati kendaraan apa saja," beber Ensy
Ensy berharap pemerintah memperhatikan masalah ini. Jika perlu, mengambil tindakan tegas. Karena menurutnya persoalan sampah ini tidak bisa hanya sebatas himbauan dan himbauan saja kepada warga.
"Pemerintahlah yang harus ambil sikap tegas. Kan sudah berulang kali menghimbau warga tapi masih saja ada warga yang kepala batu toh? Jadi, harus ada ketegasan pihak terkait soal ini," imbuh Ensy
Sementara terkait proses pengangkutan sampah yang dinilai mengganggu aktivitas warga, Marten Gobay (43 Tahun), salah satu pengunjung asal Karang Barat, mengatakan bahwa keberadaan tempat pembuangan sampah di Pasar Karang memang kurang tepat, karena berada di jalan utama dan pintu masuk ke pasar.
"Akibat tempat yang tidak pas, maka saat proses pengangkutan sangat mengganggu kendaraan yang melintas serta para pedagang dan pembeli yang mau masuk ke pasar," tegas Marten
Selain itu, menurut Marten, proses pengambilan juga tidak tuntas, karena armada yang tersedia sangat minim. "Biasanya hanya satu dan dua unit truk saja. Jauh dari volume sampah yang setiap hari terkumpul," tambahnya.
Dijelaskan Marten bahwa antara kendaraan yang mengangkut dengan volume sampah tidak seimbang. "Jadi meskipun diambil setiap hari, tetap ada sisa sampah yang tertinggal di penampungan sementara," ucapnya.
"Sampah disini tidak dari pasar saja, tapi juga dari sampah Rumah Tangga warga. Itu yang menjadikan bau yang busuk,” tutup Marten.
Dari pantauan awak media di lokasi, memang terlihat kemacetan saat sampah diangkut, ditambah lagi dengan aroma sampah yang menimbulkan bau tak sedap yang sangat menyengat. Jika sudah begini, siapa mau Help? Semoga bisa teratasi. (Red)
Dari pantauan awak media di lokasi, memang terlihat kemacetan saat sampah diangkut, ditambah lagi dengan aroma sampah yang menimbulkan bau tak sedap yang sangat menyengat. Jika sudah begini, siapa mau Help? Semoga bisa teratasi. (Red)
Galeri Foto:
Tidak ada komentar
Posting Komentar