Video

Video News

Iklan

Pimpinan Uswim Nabire Kutuk Rasisme Ambroncius dan Minta Warga Kampus Tidak Terprovokasi

SUARA NABIRE
Sabtu, 30 Januari 2021, Januari 30, 2021 WIB Last Updated 2021-04-20T13:17:12Z
SUARA.NABIRE l Civitas Akademika Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, melalui Rektor dan Pembantu Rektornya, mengutuk keras rasisme Ambroncius Nababan terhadap Natalius Pigai yang diekspos melalui akun Facebook pribadinya pada tanggal 21 Januari 2021, dan menghimbau seluruh warga kampus untuk tidak terprovokasi.

Rektor Uswim Nabire, Drs. Petrus I Suripatty, M,Si., mengutuk dan mengecam tindakan rasisme Ambroncius dan meminta Polisi segera melakukan proses hukum secara adil dan transparan, sehingga ke depannya tidak ada lagi kasus rasisme di Indonesia, terutama yang ditujukan kepada orang Papua.

"Secara pribadi dan mewakili civitas akademika Uswim, saya mengutuk keras tindakan rasisme Ambroncius dan meminta Polisi segera memprosesnya dengan adil dan transparan," demikian ungkap Suripatty ketika ditemui awak media ini dikediamannya pada Sabtu (30/01/21).

Suripatty dalam kesempatan tersebut juga meminta kepada semua warga kampus di Uswim Nabire, baik itu Dosen, Karyawan dan Mahasiswa, agar menyerahkan urusan tersebut kepada pihak Kepolisian dan tidak terprovokasi dengan hal-hal yang diluar nalar sehat.

"Sebagai kaum intelektual yang berada di garda depan, mari kita menjaga situasi dan keamanan di tengah pandemi Corona ini. Kita tetap tenang dan kawal kasus ini, dan bila perlu Uswim Nabire akan membentuk tim khusus untuk melaporkan kembali saudara Ambroncius ke Polres Nabire, sehingga Polres Nabire bisa meneruskannya ke Polda Papua," ungkap Suripatty.

Suripatty juga berpesan bahwa melalui kasus tersebut, hendaknya semua pihak bisa belajar untuk saling menghargai, serta bagi para pengguna internet agar belajar menggunakan Media Sosial dengan hal-hal yang positif dan bermanfaat.

"Sekali lagi, sebagai sesama ciptaan Tuhan dan anak bangsa, hendaklah kita tidak merendahkan dan melecehkan derajat seseorang dari kelompok suku, agama dan ras apapun, dan mari kita gunakan Media Sosial dengan hal positif dan bermanfaat," tutur Suripatty.

Hal senada juga dikatakan J. M Ramandey, S.TP., M.Si., selaku Pembantu Rektor II di Uswim Nabire, bahwa apa yang sudah dilakukan oleh Ambroncius Nababan kepada Natalius Pigai adalah sesuatu yang tidak terpuji dan sangat terkutuk.

"Pada prinsipnya bicara tentang Rasis itu sesuatu yang tidak diperkenankan. Artinya kita menentang keras. Dan dunia internasional juga sepakat untuk menolak rasis, bahkan menindak pelaku rasis. Sehingga tidak ada manusia normal yang menyetujui hal itu," demikian tegas Ramandey.

Menurutnya, bahwa salah satu hal yang bisa menghalangi kehidupan kebinekaan di Indonesia adalah tindakan rasis. "Dalam Negara Indonesia yang mencantumkan kata Bhineka Tunggal Ika dibawah lambang burung Garuda, bahwa kita itu berbeda-beda tetapi tetap satu, maka kebinekaan itu harus kita jaga baik. Nah, satu yang menghalangi Kebinekaan adalah rasis. Makanya kita menolaknya" tegas Ramandey.

Ditambahkan Ramandey bahwa berhubung kasus tersebut sudah ditangani dengan cepat oleh pihak berwajib, maka hendaklah semua pihak bisa menahan diri dan menghormati semua proses hukum yang sedang berlangsung dan tidak membuat sesuatu yang kontraindikasi.

"Mari kita serahkan kepada pihak berwajib agar Ambrocius bisa ditetapkan dan diberikan hukuman yang seberat-beratnya. Hal ini juga bisa menjadi pembelajaran bagi siapa saja agar tidak menghina sesamanya manusia sebagai ciptaan dan karya Tuhan. Kalau dia menghina ciptaan Tuhan maka otomatis menghina Tuhan kan? Kita ini jelek buruknya adalah ciptaan Tuhan," ujar Ramandey

Ramandey berpesan kepada semua orang Papua dimanapun berada, agar tetap menjaga keharmonisan di tengah pandemi Covid - 19, dan mempercayakan pihak kepolisian untuk memproses tindakan Ambroncius tersebut.

"Saya sebagai Orang Asli Papua (OAP) meminta seluruh masyarakat Papua agar mari kita percayakan persoalan ini kepada pihak Kepolisian, dan tetap mengawalnya hingga tuntas. Dan yang terpenting kita saling menjaga dan tidak menambah panas situasi sehingga kerukunan antarsuku di tanah Papua tercinta ini tetap terjaga," demikian tutup Ramandey. (Red)
Komentar

Tampilkan

Terkini