SUARA.NABIRE | Kapolsek Nabire Barat, AKP Matheus Tanggu Ate, SH., mempertanyakan etika seorang wartawan berinisial FRD di Nabire, yang m...
"Saya cukup terkejut dikatakan menghalangi tugas wartawan oleh salah satu oknum wartawan yang muncul tiba-tiba tanpa memberitahukan dan memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada kami, lalu langsung mengambil gambar ketika saya sementara memberikan arahan kepada salah satu pedagang di Pasar SP 1 dalam kegiatan sosialisasi penertiban petasan sesuai perintah dan maklumat Kapolri dan Kapolda Papua," demikian ungkap Matheus.
Dikatakan Matheus, siapapun pasti kaget dan terkejut saat itu karena tiba-tiba saja ada seorang yang tak dikenal dengan menggunakan penutup wajah, dengan tanpa permisi orang tersebut langsung mengambil gambar dan bertanya kepada pedagang yang saat itu sedang menerima arahan dari pihak Polsek Nabar.
"Jika saat itu oknum wartawan tersebut minta permisi lalu memperkenalkan dirinya terlebih dahulu sebelum mengambil gambar dan bertanya ke pedagang yang sedang kami arahkan, kan tidak mungkin saya menegurnya," jelasnya
Diakui oleh Matheus bahwa pihaknya tidak pernah menghalangi, namun saat itu dirinya memang sangat terkejut dan secara refleks menegur orang tak dikenal itu untuk tidak mengambil gambar dan merekam, karena yang bersangkutan tidak memberitahukan terlebih dahulu jika dirinya adalah wartawan.
"Tentulah saya berpikir orang itu tidak punya etika dan tidak menghargai kami dari kepolisian dalam menjalankan tugas. Nanti setelah saya tegur barulah ia mengatakan dirinya wartawan. Etikanya kan sebelum meliput ada baiknya perkenalkan diri dulu, atau minimal gunakan tanda pengenal wartawan, bukan saat ditegur baru keluarkan tanda pengenal," tutur Matheus.
Apa yang dikatakan Kapolsek Nabar, AKP Matheus, juga diperkuat dengan pernyataan Udin (39 Tahun), seorang pedagang yang saat itu berada di tempat kejadian. Ketika dikonfirmasi pada tempat terpisah, Udin mengatakan bahwa saat itu tidak ada tindakan menghalangi dari Kapolsek Nabar.
"Menurut saya, saat itu pak Kapolsek tidak menghalangi oknum wartawan. Kalo oknum wartawan bilang pak Kapolsek menghalangi itu dia menipu. Saksinya banyak saat itu," demikian dikatakan Udin ketika dimintai keterangan oleh awak media ini.
Dikatakan Udin bahwa saat itu oknum wartawan muncul tiba-tiba tanpa memperkenalkan diri, sehingga pak Kapolsek menegurnya dengan mengeluarkan kata-kata yang sama sebanyak dua kali, yakni: "Tolong matikan....Tolong matikan....".
"Orang itu munculnya tiba-tiba tanpa memperkenalkan diri ia langsung menanyakan saya, dan saya juga kaget pak. Nanti setelah ditegur oleh pak Kapolsek baru ia bilang dia wartawan. Coba dari awal kasih tau, pasti pak Kapolsek tidak mungkin menegur," demikian tutur Udin.
Udin, Pedagang di Pasar SP 1
"Ya sekali lagi saya tidak pernah menghalangi, namun saya menegur dan pertanyakan etika jurnalis dari oknum wartawan tersebut. Dan melalui kejadian ini, kita ambil hikmahnya untuk bisa saling menghargai, apalagi ketika berada di lapangan. Mohon bagi oknum Pers tersebut, bekerjalah secara profesional," demikian harapan Matheus.
Sekedar informasi, bahwa sebelumnya berita tentang Kapolsek Nabire Barat menghalangi tugas wartawan sudah diangkat dan dimuat oleh salah satu media, edisi 7 Januari 2021, tanpa mengkonfirmasi atau meminta penjelasan terlebih dulu kepada pihak Polsek Nabire Barat dan saksi-saksi yang berada ditempat kejadian saat peristiwa terjadi. (Red)
Tidak ada komentar
Posting Komentar