Video

Video News

Iklan

Ini Penjelasan Lengkap Dokter Sayori Terkait Rencana Vaksinasi Covid-19 di Nabire

SUARA NABIRE
Senin, 11 Januari 2021, Januari 11, 2021 WIB Last Updated 2022-01-27T01:09:05Z
SUARA.NABIRE | Juru Bicara Tim Covid-19 Kabupaten Nabire, dr. Frans Sayori, M.Kes., menegaskan bahwa saat ini vaksin Covid-19 sudah berada di Provinsi dan siap untuk didistribusikan ke daerah setelah data penduduk yang akan divaksin terkumpul dari Kabupaten. 

“Vaksin sudah ada di Provinsi, dan mereka akan serahkan ke kabupaten setelah data jumlah orang yang mau divaksin dari kabupaten bisa terkumpul,” demikian dikatakan Sayori ketika dikonfirmasi awak media ini melalui telpon selulernya pada Senin (10/01/21). 

Dijelaskan Sayori bahwa sebelum melakukan vaksinasi, tentunya tim Dokter atau Medis akan memeriksa atau melakukan screening terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi seseorang apakah ia betul-betul sehat atau tidak, dan layak divaksin.

“Kalo ada penyakit comorbid seperti gula, sakit jantung, hipertensi, ginjal, kemudian kalo dia ada riwayat program seperti program TBC, HIV, lalu dia ada punya riwayat alergi, lalu dalam kondisi Hamil dan menyusui, maka ia tidak bisa di vaksin,” terangnya.

Dikatakan Sayori bahwa jika nantinya setelah diperiksa dan dinyatakan sehat, namun seseorang masih ragu-ragu dan masih tidak mau divaksin, maka orang tersebut akan menandatangani surat pernyataan bahwa belum bersedia untuk di vaksin. 

“Kalo dia sudah dinyatakan sehat, namun dia masih ragu-ragu dan masih tidak mau, monggo dan silahkan, dia akan tandatangan surat pernyataan bahwa belum bersedia untuk di vaksin.,” tuturnya. 

Ditambahkannya pula bahwa jika seseorang sudah benar-benar sehat dan bersedia untuk di vaksin, maka nantinya ia akan maju ke meja tiga untuk di vaksin oleh vaksinator, yaitu orang yang sudah di latih dan dibekali untuk menyuntik. Dan menurut Sayori, vaksinator tersebut adalah orang berkompeten dan tidak sembarang orang. 

Sayori menambahkan bahwa untuk Nabire sendiri, terdapat 18 tempat layanan vaksinasi yang terdiri dari: 1 Rumah Sakit Umum Daerah Nabire, 15 Puskesmas dalam kota, 1 buah Polikklinik Polres dan 1 Polikklinik TNI atau Polban. Dan 18 tempat pelayanan ini sudah dilengkapi dengan aplikasi Pcare (Primary Care). 

“Jadi setelah divaksinasi, langsung data kita terkirim ke pusat secara online dan mereka yang sudah divaksin bisa mendapatkan sertivikat vaksin,” bebernya. 


Ketika ditanya soal kapan vaksinasi mulai dilakukan di kabupaten Nabire, Sayori mengatakan bahwa setelah tanggal 14 atau 15, dimana tanggal 13 Januari nanti Presiden Jokowi merupakan orang pertama yang akan melakukan vaksin di Indonesia dan menyusul vaksinasi kepada pimpinan di Provinsi Papua pada tanggal 14-15 Januari.

“Jadi, setelah tanggal 13 Januari Presiden Jokowi melakukan vaksin di Jakarta, kemudian tanggal 14-15 Januari pimpinan di Provinsi juga melakukan vaksin, maka setelah tanggal tersebut baru vaksinasi di Kabupaten Nabire bisa dilakukan,” demikian terang Sayori. 

Sayori juga mengingatkan bahwa terkait tempat penyimpanan vaksin di freezer, harus di jaga minimal berada di suhu 2 - 8 derajat celsius, karena itu Sayori menghimbau kepada PLN Nabire untuk tidak mematikan Listrik.

Diakhir pembicaraannya, dokter Sayori menghimbau kepada seluruh masyarakat kabupaten Nabire, agar tidak termakan isu-isu miring terkait vaksinasi covid – 19 ini, dan mengajak semua pihak untuk bertanya dan mendengarkan penjelasan dari pihak yang berkompeten.

“Jadi pesan saya, supaya jelas, mari dengar ke narasumber yang betul-betul kompeten. Jangan dengar isu-isu di luar sana, di media, di TV, di medsos lah, yang banyak sekali berita-berita hoax. Vaksinasi ini bukan barang baru, dari dulu kita sudah vaksin cacar, campak, dan segala rupa itu tidak ada yang mati karena itu. Tujuan vaksinasi adalah memberikan daya tahan tubuh atau kekebalan tambahan kepada seseorang supaya dia kuat, dalam hal ini daya tahan imunnya kuat untuk bisa melawan virus corona,” tuturnya. 

Ditegaskan Sayori bahwa niat baik Pemerintah tersebut seyogyanya didukung oleh semua masyarakat, karena baginya Pemerintah adalah wakil Allah. 

"Sekali lagi, tidak ada tujuan buruk untuk Vaksinasi. Kalo besok Jokowi divaksinasi kemudian dia mati, maka kita bubar semua, kan begitu,” tegas Sayori 

Sayori menambahkan pula bahwa vaksinasi juga bukan hal satu-satunya yang bisa memutus mata rantai dan seseorang bisa dijamin terbebas dari corona, tetapi masyarakat juga perlu untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. 

“Jadi vaksin bukan satu-satunya hal agar kita bisa menang terhadap virus corona, tetapi protokol kesehatan tetap kita jalankan, pake masker, jaga jarak, cuci tangan, kita lakukan 3T yaitu Trace, Test dan Treat tetap kita jalankan, dan ditambah dengan vaksinasi," jelasnya. 

"Mudah-mudahan Tuhan tolong kita semua bisa menang melawan virus corona, sehingga pandemi ini bisa berakhir di seluruh dunia, dan kita bisa kembali kepada kehidupan kita yang normal seperti dulu lagi,” demikian tutup Jubir Covid-19 Kabupaten Nabire, dr. Frans Sayori, M.Kes. (Red)
Komentar

Tampilkan

Terkini