SUARA.NABIRE - HUT Kemerdekaan RI yang ke-75 baru saja diperingati bangsa Indonesia. T anpa melihat apakah dia laki-laki atau perempuan, ten...
Seorang Dosen dan Akademisi Perempuan di kabupaten Nabire, Dr. CH. M. Lewerissa, S.Sos., S.Pd., M.Si., sangat sepakat jika kaum perempuan tidak boleh berhenti berjuang dan harus terus mengisi kemerdekaan melalui bidangnya masing-masing.
"Melihat sejarah, tentu peran kaum perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia juga tidak bisa dikesampingkan begitu saja," ungkap Lewerissa kepada awak media ini saat ditemui diruangan LP2M Universitas Satya Wiyata Mandala (Uswim) Nabire, pada Selasa18 Agustus 2020.
Dan jika mau berkaca, lanjut Lewerissa, sungguh tak ada alasan bagi perempuan saat ini untuk tidak berjuang mengisi kemerdekaan dalam membangun Tanah Air Indonesia tercinta.
"Pertama, tentu kemerdekaan ini adalah Anugerah terindah yang diberikan Tuhan kepada bangsa Indonesia. Dan jika dilihat berdasarkan perspektif Akademisi, maka salah satu makna kemerdekaan bagi kaum perempuan adalah bagaimana memiliki inovasi-inovasi untuk mendesain pembelajaran dengan mengikuti teknologi yang berkembang saat ini," tutur Lewerissa yang saat ini menjabat sebagai Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) di Uswim Nabire.
Lewerissa menambahkan bahwa salah satu program dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah "Merdeka Belajar, dan Belajar Merdeka", yang memiliki pemahaman bahwa dosen atau pengajar wanita harus kreatif-inovatif demi memberi kebebasan dalam menuntun mahasiswa berinovasi sendiri
Menurutnya, saat ini tidak seperti awal kemerdekaan, dimana akses teknologi informasi belum seperti sekarang sehingga perjuangan perempuan dulu terbatas dalam mengupayakan kemerdekaan. Sekarang sarana dan prasarana sudah tersedia dan bebas digunakan oleh perempuan, sehingga tidak ada alasan untuk tidak terlibat dalam emansipasi mengisi kemerdekaan.
"Apalagi khusus di Papua sini, saya sangat apresiasi bahwa kemerdekaan yang diberikan kepada kaum wanita ini sangat luas. Walaupun sudah menikah, anaknya sekian orang, tanggungannya berat, tetapi dengan keterbatasan yang ada, mereka kaum perempuan diberikan kesempatan oleh suami dan keluarganya untuk bersekolah dan menempuh pendidikan," ungkapnya
"Banyak sekali mahasiswi kami di Uswim sini adalah kaum wanita yang sudah menikah dan memiliki anak, dan saya melihat mereka sangat antusias dan bersemangat dalam menempuh pendidikan di kampus ini," demikian dikatakan Lewerissa yang sudah mengabdi di kampus Uswim sejak tahun 1999.
Dr. CH. M. Lewerissa, S.Sos., S.Pd., M.Si (Kepala LP2M Uswim Nabire)
Ketika ditanyai tentang bagaimana membagi waktu antara pekerjaan sebagai dosen dan tanggungjawabnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga, Lewerissa mengatakan bahwa hal pertama adalah membangun komunikasi yang baik dengan suami dan anak-anaknya.
"Yang terpenting adalah komunikasi, karena dengan komunikasi yang terbangun dengan baik, maka sesama anggota keluarga bisa saling menghargai. Dan sejauh ini suami dan anak-anak bisa mengerti bahkan mereka justru mendukung apa yang saya kerjakan," tutur ibu dari tiga orang anak ini.
"Untuk kaum perempuan, khusus perempuan Papua di Kabupaten Nabire itu banyak yang punya potensi. Apalagi Perempuan Papua itu kan nilainya sangat Mahal. Sekarang ini rata-rata perempuan Papua itu punya prestasi, orangtua kasih sekolah dan berhasil, sehingga tidak ada alasan untuk tidak berpartisipasi mengisi kemerdekaan dalam berbagai bidang" tegas Nancy yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua FKPN kabupaten Nabire
Nancy Worabay, S.Sos (Aktivis Wanita dan Tokoh Politik)
Tak lupa Nancy juga menghimbau kepada seluruh perempuan Papua yang ada di Kabupaten Nabire agar bisa memberikan tenaga, pikiran, dan potensi yang dimiliki untuk bersama-sama berpartisipasi dalam pembangunan.
"Kita wanita ini tidak bisa menyangkal kodrat sebagai seorang ibu dari anak-anak kita dan sebagai istri dari suami kita. Sehingga ketika kita menyadari dan paham betul dengan kodrat kita, maka aktivitas setinggi apapun tentu kita akan mampu membagi waktu dengan keluarga. Dan saya pikir hal ini juga jelas tertulis di dalam Alkitab," demikian dikatakan Nancy Worabay ketika dikonfirmasi awak media ini melalui selulernya. (Red).
"Dalam hal ini setidaknya kaum perempuan bisa mendukung program Pemerintah, serta melakukan hal-hal positif dalam berkarir dan dengan apa saja yang bisa dilakukan untuk kemajuan kabupaten Nabire tercinta," ungkap Nancy.
Jadi, lanjut Nancy, kaum perempuan saat ini jangan tinggal diam dan hanya mengharapkan kaum pria saja, tetapi harus tunjukkan bahwa perempuan Papua juga bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat.
Terkait soal bagaimana membagi waktu antara karir dengan tanggungjawab sebagai istri dan ibu rumah tangga, Nancy mengatakan bahwa semuanya kembali kepada diri wanita itu sendiri dalam menyadari kodratnya sebagai kaum hawa yang dilahirkan untuk mengurus rumah tangganya kelak.
Tidak ada komentar
Posting Komentar