Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

# Pendidikan

FALSE
FALSE
latest

Bersama-sama Membangun Kehidupan: Sebuah Catatan Ringan Tentang Pembangunan

Oleh. Yakobus Dumupa, S.IP  (Bupati Dogiyai)   Kebanyakan orang (termasuk orang yang telah berpendidikan) selalu berpandangan bahwa “me...

Oleh. Yakobus Dumupa, S.IP (Bupati Dogiyai) 

Kebanyakan orang (termasuk orang yang telah berpendidikan) selalu berpandangan bahwa “membangun itu tugas pemerintah, masyarakat hanya menikmati hasilnya”. Apakah memang demikian? Sebenarnya tidak demikian. 

Pandangan yang demikian lahir karena adanya doktrin dan praktek pembangunan yang menjadikan masyarakat hanya sebagai “obyek” (penikmat hasil) pembangunan, sementara pemerintah dijadikan sebagai “subyek” (pelaku) pembangunan. 

Khusus di Indonesia, pandangan ini berlaku selama rezim Orde Lama (pemerintahan Soekarno) dan Orde Baru (pemerintahan Soeharto) berkuasa. 

Paska Reformasi, doktrin dan praktek pembangunan berubah, pelaku pembangunan tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat. Dalam posisi ini, masyarakat menjadi obyek (penikmat hasil) pembangunan sekaligus subyek (pelaku) pembangunan. Dan doktrik dan praktek inilah yang berlaku sekarang. 

Sekalipun doktrin dan praktek pembangunan telah berubah, banyak orang (termasuk orang yang telah berpendidikan) masih belum memahami banyak hal tentang pembangunan dalam paradigma yang berlaku sekarang. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya malas belajar dan juga tidak adanya proses sosialisasi (transfer pengetahuan) yang masif, yang berpengaruh pada kedangkalan kecerdasan. 

Kedangkalan kecerdasan berpangaruh pada kesalahpahaman dan sikap apatis terhadap proses pembangunan. Dan ini jugalah yang menyebabkan masyarakat memposisikan diri hanya sebagai obyek (penikmat hasil) pembangunan, bukan sebagai subyek (pelaku) pembangunan. 

Jika demikian, bagaimana sekarang? 

Pertama, tentu saja banyak hal yang berkaitan dengan pembangunan harus dipahami secara baik dan benar. Diantaranya, (1) pembangunan merupakan proses memperbaiki/mengubah hidup, dari yang buruk menjadi baik dan dari yang salah menjadi benar; (2) pembangunan membutuhkan proses dan waktu, sebab pembangunan dilakukan secara bertahap dan terus-menerus; (3) pembangunan dilakukan oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat dan pihak lainnya; (4) pembangunan dilakukan pada semua bidang, tidak hanya pada bidang tertentu; (5) pembangunan yang baik dan benar minimal membutuhkan proses dan tahapan: perencanaan, pelaksaan, pengawasan, dan evaluasi; dan (6) pembangunan harus berorisentasi pada kepentingan dan kebutuhan bersama semua umat manusia, pelestarian bumi dan alam semesta, serta kehidupan di akhirat (paska kematian). 

Kedua, setelah mehami hal-hal prinsip berkaitan dengan pembangunan, selanjutnya kita harus (1) mencintai pembangunan, dengan menjadi orang yang mau berubah dari yang buruk menjadi baik dan salah menjadi benar; (2) terlibat dalam proses pembangunan (menjadi subyek/pelaku) pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi; dan (3) pada akhirnya menikmati hasil pembangunan secara bersama-sama. (4) Jangan menunggu (dalam kebodohan dan kemalasan) perubahan hidup menjadi baik dan benar akan terjadi dengan sendirinya atau akan dilakukan oleh orang lain. Kita masing-masing harus menjadi subyek dan obyek utama dalam proses pembangunan. Dan hal itu harus kita mulai sekarang.

Tidak ada komentar