Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

# Pendidikan

FALSE
FALSE
latest

Presiden Trump Membatalkan Bantuan $ 1,3 Miliar ke Pakistan Usai Insiden Pembakaran Bendera AS

SUARA.NABIRE - Trump membatalkan bantuan $ 1,3 Miliar ke Pakistan setelah insiden bendera AS dibakar. Akibatnya, ekonomi Pakistan dalam kes...

SUARA.NABIRE - Trump membatalkan bantuan $ 1,3 Miliar ke Pakistan setelah insiden bendera AS dibakar. Akibatnya, ekonomi Pakistan dalam kesulitan setelah Presiden Trump telah memerintahkan untuk memotong semua bantuan luar negeri AS.

Militer AS membatalkan bantuan $ 1,3 Miliar ke Pakistan atas apa yang disebutnya kegagalan Islamabad untuk mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok militan.

Presiden Donald Trump sebelumnya menuduh Pakistan menipu AS sambil menerima miliaran dolar.

"Kami membayar 1,3 miliar dolar ke Pakistan sebagai bantuan selama bertahun-tahun .... Pakistan tidak melakukan apa pun untuk kami. Mereka benar-benar, saya pikir, subversif. Tetapi semua itu dapat kembali tergantung pada apa yang kami kerjakan di luar", demikian penjelasan Trump.

Negara Inggris, Kanada dan Australia harus mengikuti Presiden Trump dan memotong bantuan asing mereka ke Pakistan.

Sebagaimana diketahui setiap tahun pemerintah Inggris memberikan £ 463 juta bantuan asing ke Pakistan, dan sebanyak 235.000 keluarga Pakistan menerima £ 34,50 untuk kartu pra-bayar sehingga bisa dibelanjakan sesuai keinginan mereka.

Mantan menteri pertahanan AS, James Mattis, yang merupakan anggota kabinet Presiden Donald Trump mengatakan dirinya menganggap Pakistan sebagai "negara paling berbahaya" karena tingkat radikalisasi masyarakatnya dan senjata nuklir.

"Di Pakistan, terkenal dengan hukum penistaannya yang biadab, orang-orang Kristen sering kali dituduh melakukan penistaan. Orang-orang Kristen sering berjalan di atas kulit telur untuk menghindari tuduhan seperti itu, dan tidak ada orang Kristen yang aman, demikian diungkap 
Mattis.

Negara-negara Barat harus menjatuhkan sanksi terhadap rezim teror Pakistan sampai menghentikan pelanggaran HAM, demikian harapan Mattis.

Diterjemahkan dari The Politics Online

Tidak ada komentar