Oleh: Prof. Sumanto Al Qurtuby Nama lengkapnya Emmanuel Benjamin Yacob Gharib. Ia adalah Ketua National Evangelical Church of Kuwait, pendet...
Oleh: Prof. Sumanto Al Qurtuby
Nama lengkapnya Emmanuel Benjamin Yacob Gharib. Ia adalah Ketua National Evangelical Church of Kuwait, pendeta di Gereja Presbyterian Kuwait, dan Wakil Presiden Islamic-Christian Relations Council di Kuwait. Orang tua Pendeta Gharib adalah pengikut Kristen Assyria yang taat yang dulu hijrah ke Kuwait untuk menghindari persekusi tentara Turki Usmani yang menggelorakan kampanye anti-Kristen Armenia dan Assyria.
Dalam konteks masyarakat Arab Kuwait yang mayoritas Muslim, "penampakan" Pendeta Gharib mungkin tampak asing atau aneh. Tapi tidak baginya. Ia menikmati sebagai seorang Arab, Kuwait, dan Kristen sekaligus. Ia juga berteman baik dengan para tetangga yang Muslim. Baginya tidak ada yang aneh menjadi Arab dan Kristen sekaligus. Ia ingin mengembangkan dan mengawinkan kekristenan dengan kultur Arab, khususnya Arab Kuwait.
Dan itu sudah ia lakukan. Misalnya perjamuan ibadah tidak memakai wine tapi dengan jus anggur. Sebagai orang Arab, busana yang dikenakan saat ibadah juga pakaian tradisional Arab seperti jubah lengkap dengan udeng dan pengikat (disebut ghutrah dan iqal). Ibadah besar mingguan dilakukan pada Hari Jumat, bukan Minggu, karena Jumat adalah hari libur resmi negara, sedangkan Minggu hari kerja.
Menurut Pendeta Gharib yang memperoleh gelar Sarjana Teologi dari Evangelical Theological Seminary di Mesir ini ada sekitar 25.000an umat Kristen, baik umat Kristen Arab Kuwait maupun non-Kuwait, yang beribadah setiap minggunya di gerejanya. Ibadah dilakukan dengan berbagai macam bahasa sesuai dengan bahasa jemaat: Arab, Urdu, Tagalog, Hindi, dlsb. Di Kuwait sendiri ada hampir satu juta umat Kristen dari berbagai negara.
Menarik untuk dicatat bahwa, di kawasan Jazirah Arab dan Arab Teluk, Kuwait adalah negara tertua yang menjalin hubungan formal dengan Vatikan, yaitu sejak 1968. Kemudian disusul Yaman, Bahrain, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Gereja Pendeta Gharib sendiri sudah sangat tua, yaitu sejak 1931 yang didirikan oleh para misionaris Amerika yang datang ke Kuwait sejak awal abad ke-20. Para misionaris ini dulu mendirikan rumah sakit American Mission Hospital di Kuwait dan terlibat aktif dalam aksi-aksi kemanusiaan, termasuk mengobati para korban Perang Jahra di awal 1920an, sehingga kehadirannya diterima dengan baik di Kuwait.
Demikian Kuliah Virtual singkat hari ini semoga bermanfaat. Akhirul kalam, pesan singkatku tolong dicatat baik-baik: "Jika muke loe berantakan kayak oplet, maka usahakan kelakuan jangan sampai kayak metromini, senggol sana-sini meledek orang lain tak Islami".
Jabal Dhahran, Jazirah Arabia
Tulisan ini di salin dari Facebook: Prof. Sumanto Al Qurtuby
(https://www.facebook.com/Bungmanto)
Tidak ada komentar
Posting Komentar