Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

# Pendidikan

FALSE
FALSE
latest

Empat Fakta Terbaru Yang Perlu Diketahui Tentang COVID-19

SUARA NABIRE  - Fenomena penyebaran virus corona atau COVID-19 memang semakin hangat dibicarakan.  Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan timbul...

SUARA NABIRE - Fenomena penyebaran virus corona atau COVID-19 memang semakin hangat dibicarakan. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan timbulnya infeksi pernafasan Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 ini memang cukup unik untuk diamati pergerakannya.

Virus ini mampu untuk menyerang siapa saja dengan semua level usia, bahkan dapat pula diperhatikan bagaimana virus berbasis flu tersebut senang bersemayam di manusia dengan penyakit akut bawaan tertentu, atau dia justru takut dan tidak kuat berada di dalam tubuh manusia yang sudah terjangkit virus yang jauh lebih besar dan mematikan.

Ketika seseorang masih sehat, tapi Coronavirus sudah ada di dalam tubuhnya, memang belum terjadi apa-apa. Tapi ketika ia tiba-tiba 'down', kondisi tubuh menurun, virus Corona akan langsung menyerang dengan sangat kejam.

Berdasarkan data Chinese Center for Disease Control and Prevention (CDC), bisa ditarik beberapa fakta menarik betapa 'kecil' COVID-19 sebenarnya, sehingga tidak perlu panik apalagi takut. Cukup waspada karena virus ini ibarat benalu yang bisa disingkirkan.

1. Virus kanker lebih kuat dari Corona.
Menurut data yang berhasil didapatkan Pusat Pengendalian dan Penanganan Wabah di China, hingga 11 Februari, pasien positif Corona dengan penyakit bawaan kanker ada 107 kasus dengan korban meninggasl dunia 6 (enam) orang. Tingkat kematiannya sangat rendah, atau hanya 5,6% pada level dan jenisnya.

2. Corona tidak kuat menyerang manusia usia muda berimunitas.
Rekomendasi World Health Organization (WHO), menjaga imun tubuh menjadi salah satu cara menghindari masuknya virus Corona. Hal ini terjawab dengan data hasil penelitian CDC bahwa manusia dengan rentang umur 0-39 tahun kuat terhadap COVID-19.

  • Positif Corona bagi manusia 10-19 tahun, 549 kasus dengan satu kematian (fatality rate 0,2%).
  • Positif Corona bagi manusia 20-29 tahun, 3.619 kasus dengan tujuh kematian (fatality rate 0,2%).
  • Positif Corona bagi manusia 30-39 tahun, 7.600 kasus dengan 18 kematian (fatality rate 0,2%).
Dalam rentang usia muda dan produktif, sistem kekebalan tubuh manusia memang masih tertata dengan baik. Belum muncul penyakit-penyakit bawaan atau penyakit-penyakit yang terpicu akibat makanan maupun minuman yang selama ini dikonsumsi dengan sangat masif. Artinya, imunitas menjadi musuh menakutkan bagi virus Corona.

3. COVID-19 hanya perkasa menyerang usia 40 tahun keatas.
Ketika usia manusia masuk angka 40 tahun, ini sebenarnya sudah warning atau peringatan baginya untuk memperbaiki semua 'kenakalan hidup' yang selama ini dilakukan. Tidak memiliki pola makan teratur, menyantap semua menu makanan maupun minuman tanpa berpikir dua kali, menganggap remeh obat-obatan herbal penambah stamina ketika masih muda, hingga tidak suka olahraga.

Usia 40 tahun keatas (40 sampai 80+), fungsi organ tubuh maupun imun mulai berkurang. Di sinilah celah Corona masuk, berdiam diri dalam tubuh, lantas menunggu waktu yang tepat melancarkan serangan mematikan. Hal ini dinilai bertalian erat dalam hukum sebab-akibat melalui data hasil penelitian CDC bahwa manusia dengan rentang umur 40-80+ sangat rentan diserang virus Corona.

  • Positif Corona bagi manusia 40-49 tahun, 8.571 kasus dengan 38 kematian (fatality rate 0,4%).
  • Positif Corona bagi manusia 50-59 tahun, 10.008 kasus dengan 130 kematian (fatality rate 1,3%).
  • Positif Corona bagi manusia 60-69 tahun, 8.583 kasus dengan 309 kematian (fatality rate 3,6%).
  • Positif Corona bagi manusia 70-79 tahun, 3.918 kasus dengan 312 kematian (fatality rate 8.0%).
  • Positif Corona bagi manusia 80 tahun keatas, 1.408 kasus dengan 208 kematian (fatality rate 14,8%).
4. Corona menempel pada manusia berpenyakit bawaan jantung, hipertensi dan diabetes.
Terjawab melalui data CDC, bahwa pasien positif Corona dengan penyakit bawaan yang berkaitan dengan gangguan pada fungsi jantung, adalah paling beresiko. Salah satu penyakit bawaan tersebut adalah kardiovaskular atau cardiovascular disease (CVD), yang merupakan penyakit yang berkaitan dengan jantung dan pembuluh darah, contohnya gangguan jantung iskemik, stroke, dan PAD yang melibatkan atherosclerosis.

Selain itu, mereka yang punya penyakit bawaan seperti hipertensi dan diabetes juga tak kalah 'seksi' bagi Corona untuk menempel kepada manusia sekaligus merusaknya.
  • Positif Corona dengan penyakit bawaan hipertensi, 2.683 kasus dengan 161 kematian (fatality rate 6,0%).
  • Positif Corona dengan penyakit bawaan diabetes, 1.102 kasus dengan 80 kematian (fatality rate 7,3%).
  • Positif Corona dengan penyakit bawaan kardiovaskular, 873 kasus dengan 92 kematian (fatality rate 10,5%).
  • Positif Corona dengan penyakit bawaan paru-paru, asma, dan alergi, 511 kasus dengan 32 kematian (fatality rate 6,3%).
Dengan semua penyakit bawaan seperti di atas, sangat mudah COVID-19 menjadi penyebab kematian. Karena Corona ini menyerang dengan double-kill, yakni flu dibarengi batuk tak henti dengan cairan yang terus menerus meleleh hingga mengganggu fungsi pernafasan, terutama jantung hingga pembuluh darah. Dengan batuk tak henti, tekanan darah akan naik dan sangat berbahaya bagi manusia dengan penyakit bawaan hipertensi.

Manusia dengan penyakit bawaan paru-paru, asma, dan alergi, juga berada dalam posisi sulit dan terancam meninggal dunia jika diserang Coronavirus dengan gejala-gejala sangat masif. Sesak nafas bagi penderita asma yang terutama, itulah yang 'membantu' keberhasilan COVID-19 untuk menjadi penyebab kematian 'menakutkan'.

Sementara jika bicara diabetes, penyakit bawaan ini berhubungan dengan kadar glukosa dalam darah, dengan gejala komplikasi merusak pembuluh darah. Penderita diabetes dua kali lebih berisiko untuk mendapat penyakit kardiovaskular (gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah). Dan sekitar 75 persen kematian akibat diabetes disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Sedangkan penyakit pembuluh besar lainnya adalah stroke, serta penyakit pembuluh darah tepi (peripheral vascular disease).

Nah, pasien positif Corona dengan penyakit bawaan diabetes juga tak kalah menderita. Dia akan berujung kematian dengan proses berkala, namun bisa juga langsung 'menghadap Tuhan' apabila virus Corona berhasil memicu komplikasi dengan pembuluh darah dan fungsi jantung, yang sebenarnya sudah satu paket buat penderita diabetes. Dengan kehadiran Corona, 'paket' tersebut dibuka untuk membawa manusia langsung pada kematian.

Tidak ada komentar